Abdul Manaf | Banjir yang melanda aceh, 27 november 2025 bukan hanya mengorbankan fisik semata akan tetapi juga mengorban mentalitas umat manusia di wilayah bencana, Madrasah/ sekolah salah satu bahagian yang terkecil mengalami kebencanaan, kecil dalam pandangan kontruksi sosial akan tetapi secara tanpa sadar berdampak besar dan akan melahirkan kebencanaan yang sangat dasyat, karena Lembaga madarasah/ sekolah Adalah salah satu intrumen untuk penyanggga keberlanjutan kehiduapan umat manusia, maka daya rusak dari bencana banjir ini Adalah luar biasa dasyatnya, terutama daya rusaknya bukan hanya dalam bentuk fisik, akan tetapi dari fisik itu akan sanagt berpengaruh terhadap mentalitas manusianya.
Madarasah/sekolah salah satu wujud korban banjir yang banyak menyisakan cerita tentang proses pembelajaran, semua penunjangnya menjadi rusak dan membutuhkan tenaga, pikiran dan biaya yang besar untuk menormalisasikan Kembali, kesiapan mental sangat menetukan dalam melakukan pengelolaan Lembaga madarasah/sekolah yang diterjang banjir, tenaga yang luar biasa yang harus dicurahkan, serta pikiran yang endalam yang harus dieksploitasikan untuk mewujudkan lemabaga yang alayak di gunakan untuk menjalankaqn pembelajaran.




Banyak hal yang disisakan setelah banjir pergi, meja yang rusak, kursi yang rusak, dindiding local yang rusak, pintu yang tidak layak pakai, computer dan printer yang sudahtidak bisa digunakan, dan sarana penunjang yang lainnya yang semua menjadi kenangan, lebih-lebih lumpur yang tersisa menjadi padangan dan perasaan yang terus menjadi pikiran yang tidak mengenakkan. Apalagi bencana yang hanya dibantu oleh Masyarakat yang mengalami korban banjir juga. Masyarakat korban enolong Masyarakat korban, dapat dibayangkan sebesar mana tenaga yang dapat diberikan, sebesar mana pikiran yang dapat dicurahakan, apalagi menyangkut dengan jumlah penegluaran biaya hidup yang harus di tanggung. Masih rendahnya kepedulian pemerintah, bantuan pemerintah yang masih tersendat dakalangan pejabat, mareka masih asyik menlakukan rapat rapat penting yang kepentingan kepada mareka sendiri, Masyarakat korban barjinmasih hidup sesame korban banjir, air bersih tidak tersedia, makan yang sangat terbatas, penerang tidak tersedia karena infrastruktur Listrik rusak, askes perjalan tidak dapat dilakukan secara normal karena banyak jalan dan jembatan yang rusak, harga bahan pokok mahal, Masyarakat yang tidak mengalami banjir secara langsung juga mengalamai dampak dari banjir yang luar biasa, antrian minyakkenderaan yang begitu Panjang, gas elpeji hilang dipasar, Masyarakat kewalahan dalam memperolehnya, alat komunikasi kehilangan jaringan sehingga komunikasi antar daerah dengan daerah tidak dapat dilakukan secara normal, walaupun bukan diwilayah banjir.
Dalam hal ini, Dosen Bersama Mahasiswa melakukan hal kecil mungkin akan berdampak besar terhadap keberlangsungan kegiatan pemebelajaran, keikutsertaan dosen dan mahasiswa Bersama-sama dengan guru madarasah untuk membantu madarasah Aliayah nomor 2 sigli di kecamatan Mutiara melakukan pembersiahan ruang belajar dan halaman dari genangan lumpur yang disisakan dari banjir yang melanda wilayah itu.
Kedalaman lumpur yang disisakan banjir dalam kelas belajar lebih kurang lima senti meter, dan merata disemua ruang, baik ruang belajar, ruang guru, ruang kepala sekolah, ruang perpustakaan dan ruang laboratorium. Lumpur yang tersisakan dalam ruangan dan di halaman kualitasnya sama, yaitu tanah yang a lot dan sanagt susah untuk dibersihkan, sehingga harus banyak mengahabiskan tenaga, biaya dan waktu untuk dilakukan pembersihan. Pada akhir kegiatan bersih-bersih melakukan photo Ketua, wakil, dosen dan mahasiswa STIT AL-HILAL Sigli-Aceh-Indonesia bersama dengan Kepala Madrasah dan guru Aliyah Negeri 2 Sigli.

























