Muazarah Saputri, gadis yang lahir 15 Februari 1999 di Sigli, Pidie ternyata menyimpan segudang prestasi telah diraih sebagai penulis puisi.
Putri panggilan sehari-hari, aktif mengikuti lomba menulis puisi tingkat nasional melalui online.
Bakat menulis dimiliki mahasiswi STIT Al-Hilal Sigli itu sejak belajar di SMK 3 Sigli.
Namun, bakat terpendam itu baru dieksplorasikan anak pasangan Muhammad Nur dan Misnani setelah Putri lulus SMK 2016.
” Saya telah 20 kali mengikuti lomba menulis puisi secara online. Awalnya saya coba-coba mengikuti lomba menulis puisi melalui online, Alhamdulillah dari 1.000 lebih peserta dari Indonesia yang ikut, saya lulus dan bergabung dengan 100 peserta,” Muazarah Saputri kepada Serambinews.com, Senin (30/9/2019).
Ia menjelaskan, meski Putri tidak menjadi juara pada lomba menulis puisi tingkat nasional secara online, tapi putri puas bisa mengkandaskan 900 lebih peserta yang tidak bisa ikut lomba.
Sebab, Kata Putri, panitia hanya menyiapkan 100 peserta untuk ikut lomba menulis puisi.
” Sampai sekarang saya aktif mengikuti lomba menulis puisi tingkat nasional via online,” jelas gadis berwajah cantik itu.
Kata Putri, dirinya pernah meraih juara tiga kolaborasi puisi bertajuk patah hati di grup Komunitas Pejuang Literasi Penyair Indonesia (PLPI).
Berikutnya, Putri tampil sebagai juara satu kolaborasi puisi bertema pengkhianatan di grup Paradigma Imaji (PI) dan juara tiga kolaborasi puisi tema Angin di grup Paradigma Imaji (PI).
” Dan masih bangak juara p juara dua puisi yang saya raih,” ujarnya.
Ia menambahkan, Putri juga pandai di tarian dan pernah bergabung dengan pusaka nanggroe.
Ia mampu menari tari ranup lampuan, ratoh jarou, riwang, tare peukat dan menghidang.
” Saya tidak aktif lagi dengan seni tari sejak selesai PKA 2018, karena harus fokus kuliah,” jelasnya. (*)